Gaji Karyawan : Definisi, Jenis, Komponen, Kenaikan dan Cara Menghitungnya

Salah satu dari beberapa jenis biaya dalam Perusahaan dengan jumlah yang cukup besar adalah gaji karyawan. Bahkan gaji ini biasanya merupakan biaya dengan jumlah paling besar.

Gaji ini biasanya akan termasuk kedalam kategori Biaya Penjualan atau Biaya Administrasi dan Umum tergantung kepada posisi dari masing - masing Karyawannya.

Karena gaji karyawan ini merupakan unsur yang paling besar dalam biaya maka proses perhitungannya tentu menjadi sangat penting.

Karena proses perhitungan tersebutlah yang nantinya akan berpengaruh terhadap jumlah biaya yang dibayarkan.

Dalam kondisi tertentu proses ini memang kadang cukup rumit apalagi jika menambahkan perhitungan lembur didalamnya.


Definisi, Jenis dan Cara Menghitung Gaji Karyawan


Sebelum menghitung gaji penting rasanya kita untuk memahami apa itu gaji karyawan serta apa saja unsur yang ada didalamnya.

Karena pada proses perhitungan gaji biasanya sudah ditentukan beberapa unsur, ada yang memang bersifat tetap dan ada juga yang bersifat tidak tetap.


Gaji Karyawan adalah


Untuk unsur yang bersifat tetap misalnya gaji pokok serta tunjangan BPJS baik Kesehatan atau Ketenagakerjaan. Tiga unsur tersebut sudah pasti ada pada perhitungan gaji Karyawan.

Firstfin.web.id akan menjelaskan seluruh unsur yang terkait dengan Gaji Karyawan mulai dari definisi sampai dengan cara perhitungan.


Definisi Gaji Karyawan


Dilansir dari Wikipedia yang dimaksud dengan gaji adalah bentuk pembayaran yang dilakukan secara berkala yang telah dinyatakan atau disepakati dalam bentuk perjanjian atau kesepakatan bersama.

Dalam konteks Perusahaan yang dimaksud dengan gaji karyawan adalah upah yang diberikan oleh Perusahaan kepada Karyawan secara berkala dengan jumlah yang telah disepakati.

Gaji Karyawan ini terdiri dari beberapa unsur mulai dari Gaji Pokok sampai dengan tunjangan serta potongan yang telah ditentukan.

Pada periode tertentu gaji ini akan dihitung secara keseluruhan dari beberapa unsur dan akan didapatkan nilai bersih. Nilai bersih inilah yang nantinya akan dibayarkan kepada Karyawan.

Konsep gaji ini tidak hanya penting pada proses pembayaran saja tetapi penting juga dari sisi perhitungan. Karena memang perhitungan pada unsur gaji Karyawan telah disepakati mulai dari awal seorang Karyawan bekerja pada Perusahaan.

Sehingga jika ada unsur yang terlewatkan pada perhitungan gaji maka itu merupakan sebuah kesalahan bagi Perusahaan.

Dalam sistem ekonomi gaji ini dibagi kedalam beberapa sistem, yaitu :

  • Sistem upah menurut satuan waktu
  • Sistem upah menurut satuan hasil
  • Sistem upah borongan
  • Sistem upah partisipasi
  • Sistem mitra usaha
  • Sistem skala upah

Pada masing - masing sistem upah diatas memang memiliki konsep serta perhitungan yang berbeda - beda.

  

Jenis - Jenis Gaji Karyawan


Jika dilihat dari sisi cara pembayaran maka gaji karyawan ini dibagi kedalam beberapa jenis. Jenis Gaji Karyawan ini akan terkait dengan cara perhitungannya.

Karena masing - masing jenis Gaji Karyawan akan memiliki perhitungan dengan cara serta pola yang berbeda - beda. Meskipun memang perbedaan dari jenis Gaji Karyawan ini tetap memiliki unsur yang tidak terlalu jauh berbeda.

Adapun jenis gaji Karyawan tersebut adalah Gaji per Jam, Gaji Harian, Gaji Mingguan, Gaji Bulanan dan Gaji Prorata. 


1. Gaji per Jam


Gaji per Jam adalah upah yang diberikan oleh Perusahaan kepada Karyawan sesuai dengan satuan jam. Ada tiga jenis pekerja yang bisanya diberikan jenis upah ini yaitu pekerja paruh waktu, pekerja dengan status tidak tetap dan pekerja yang ditugaskan secara khusus dan diberikan jangka waktu tertentu.

Cara menghitung gaji per jam akan terkait erat dengan durasi yang dilakukan saat bekerja oleh masing - masing Karyawan. Tentu jumlah upah yang diterima akan berbeda - beda.

Karena semakin lama durasi jam saat bekerja maka akan semakin besar upah yang diterima. Sebaliknya semakin keci durasi jam bekerja maka akan semakin kecil jumlah upah yang diterima.   

 

2. Gaji Harian


Gaji Harian atau gaji per hari adalah gaji atau upah yang diberikan oleh Perusahaan kepada pekerja dalam rentang waktu harian. Upah ini selalu akan dibayarkan setiap hari. Biasanya pada jenis gaji ini pihak Perusahaan tidak perlu membayar jika pekerja yang bersangkutan tidak masuk bekerja.

Secara umum gaji per hari juga diberikan kepada pekerja dengan status bukan karyawan tetap bahkan biasa disebut juga dengan pekerja harian. Meskipun pada perhitungan tertentu tetap saja secara total akan dijumlahkan dalam waktu 1 bulan dan di catat pada daftar upah.


3. Gaji Mingguan


Gaji mingguan ini sebenarnya mirip dengan gaji harian karena memang durasi pembayaran berdasarkan hitungan hari. Hanya saja pada gaji per minggu upahnya akan dibayarkan satu minggu sekali.

Biasanya dasar penghitungan gaji mingguan tetap dihitung per hari hanya pembayaran dilakukan satu kali dalam satu minggu.


4. Gaji Bulanan


Gaji bulanan adalah upah yang diberikan dalam waktu yang selalu tetap selama 1 bulan dengan perhitungan cutoff tertentu. Gaji bulanan ini umumnya diberikan untuk Karyawan dengan status tetap. Meskipun ada juga yang statusnya masih kontrak.

Cara menghitung gaji bulanan ini akan menggunakan beberapa cara serta unsur yang tentu saja da pada komponen gaji karyawan. Perhitungan gaji bulanan sebenarnya tidak terlalu sulit kecuali melibatkan satu unsur yang cukup sering muncul yaitu lembur.

Lembur pada perhitungan gaji tidak bisa sembarangan dilakukan karena sudah ada ketetapan tersendiri sesuai dengan peraturan Pemerintah yang berlaku di Negara kita.


5. Gaji Prorata


Gaji prorata atau prorate adalah upah yang diberikan kepada Karyawan yang belum memenuhi satu bulan penuh masa cutoff.

Biasanya gaji prorata ini diberikan kepada Karyawan yang masuk pertengahan bulan atau karyawan yang resign sebelum masa cutoff gaji berakhir.


Dasar Penentuan Jumlah Gaji


Besaran jumlah gaji antara Karyawan A dengan Karyawan B tentu akan berbeda - beda. Ada banyak faktor yang menentukan jumlah gaji Karyawan tersebut. faktor tersebutlah yang nantinya akan dijadikan patokan atau batasan HRD dalam menentukan jumlahnya.

Jika merujuk kedalam aturan yang ditetapkan Pemerintah maka secara khusus untuk Gaji Pokok wajib diberikan kepada Karyawan minimal sebesar 75%dari keseluruhan total gaji.

Ini artinya tidak dibenarkan jika Perusahaan memberikan gaji pokok dibawah angka 75% dari keseluruhan gaji.

Sedangkan untuk ketentuan lain memang tidak dicantumkan pada UU Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003.

Berikut ini adalah beberapa faktor yang biasanya dijadikan dasar dalam penentuan jumlah gaji oleh Perusahaan :  


1. Pendidikan


Pendidikan merupakan faktor penting tidak hanya dalam menentukan gaji tetapi juga dalam proses recruitment yang dilakukan perusahaan. Bahkan Pendidikan biasanya dicantumkan dalam salah satu syarat wajib pada saat calon Karyawan mengajukan lamaran kerja.

Ini artinya Pendidikan juga akan berperang penting dalam menentukan jumlah gaji. Semakin tinggi Pendidikan maka seharusnya gaji juga akan semakin tinggi.

Meskipun memang Pendidikan ini bukan merupakan satu - satunya faktor penentu jumlah gaji. Misalnya meskipun pendidikan tidak terlalu tinggi tapi pengelaman bekerja sudah banyak rasanya ini juga akan dipertimbangkan oleh HRD.


2. Peran Penting Posisi Pekerjaan


Peran penting pada sebuah Perusahaan tentu akan memberikan kontribusi yang juga besar. Kontribusi inilah yang akan cukup menentukan jumlah besaran gaji yang diberikan oleh Perusahaan.

Semakin penting sebuah posisi maka akan semakin besar kontribusi yang diberikan oleh Karyawan. Ini akan sejalan dengan besarnya jumlah gaji yang diberikan.


3. Pengalaman Kerja


Khusus untuk pengalaman kerja secara umum akan dibagi kedalam dua kondisi. Pertama pengalaman kerja pada posisi yang sama dan kedua pada posisi yang berbeda.

Pengalaman kerja pada posisi yang sama akan memberikan nilai tambah yang cukup besar pada penentuan jumlah gaji. Karena asumsinya pengalaman pada bidang yang sama akan mempercepat proses adaptasi seorang Karyawan bahkan bisa menambahkan atau mengurangi urutan serta pola pekerjaan yang dirasa tepat.

Cepatnya masa penyesuaian seorang Karyawan tentu akan mempercepat naiknya kontribusi yang diberikan kepada Perusahaan.


4. Skala Upah


Untuk menjaga munculnya rentang yang terlalu jauh atau terlalu dekat antara jumlah gaji antar karyawan biasanya Perusahaan akan menyusun skala upah.

Penyusunan skala upah ini tujuannya adalah untuk membatasi berapa minimal serta berapa maksimal gaji yang bisa diberikan kepada seorang Karyawan. Pada skala upah biasanya sudah ditentukan urutan standar serta pola penentuan gaji karyawan.


5. Standar Umum di Perusahaan Lain


Meskipun Perusahaan telah menyusun skala upah tetap saja harus mencari informasi serta perbandingan jumlah gaji di Perusahaan lain.

Biasanya Perusahaan akan menghitung rata - rata gaji yang diberikan oleh Perusahaan lain dan ini akan dijadikan dasar dalam penentuan skala upah.

Sehingga gaji yang diberikan kepada Karyawan juga tidak terlalu jauh berbeda dengan gaji pada umumnya yang diberikan oleh Perusahaan lain.

Pada unsur ini ada satu hal penting yang wajib juga diperhatikan oleh Perusahaan yaitu terkait dengan UMR. Dalam artikel sebelumnya firstfin.web.id sudah menjelaskan beda UMR dengan gaji pokok untuk menghindari munculnya masalah di kemudian hari.


Komponen Gaji Karyawan


Pada cara menghitung gaji unsurnya dibagi kedalam beberapa komponen yang memang telah disepakati oleh masing - masing Karyawan. Tentu bagi pihak Perusahaan wajib sifatnya untuk menyertakan seluruh komponen gaji pada perhitungan.

Lalu, apa saja komponen pada gaji karyawan tersebut ? mari kita membahasnya satu persatu sampai dengan selesai.


1. Gaji Pokok


Gaji pokok adalah penghasilan dasar yang dibayarkan oleh Perusahaan kepada Karyawan berdasarkan kepada beberapa pertimbangan atau skala upah. Biasanya besaran gaji pokok ini minimal adalah 75% dari seluruh total penghasilan Karyawan.

Secara umum biasanya gaji pokok ini akan mengacu kepada Upah Minimum Regional atau UMR dari lokasi atau domisili Perusahaan yang bersangkutan.

Ada banyak pertimbangan dalam menentukan gaji pokok dan jumlah yang dibayarkan tentu telah disepakati antara Perusahaan dengan Karyawan pada awal periode sebelum mulai masuk bekerja.


2. Tunjangan Tetap


Tunjangan tetap adalah tunjangan yang diberikan oleh Perusahaan dengan jumlah yang selalu tetap setiap bulan. Tunjangan ini biasanya akan selalu atau tidak berubah selama Karyawan yang bersangkutan ada pada posisi yang sama.

Kecuali jika Karyawan mendapatkan promosi jabatan atau demosi maka tunjangan ini tentu akan berubah karena menyesuaikan dengan jabatan yang baru.

Berikut ini adalah beberapa jenis tunjangan yang mungkin bisa diberikan oleh Perusahaan :

  • Tunjangan makan
  • Tunjangan transportasi
  • Tunjangan istri
  • Tunjangan anak
  • Tunjangan perumahan
  • Tunjangan kematian dan lain - lain

Catatan penting yang harus diketahui adalah tunjangan diatas termasuk kedalam jenis tunjangan tetap jika nilainya tidak berubah setiap bulan. Jika nilainya berubah - ubah misalnya sesuai dengan absensi maka ini tidak termasuk kedalam jenis tunjangan tetap.


3. Tunjangan Tidak Tetap


Tunjangan tidak tetap merupakan kebalikan dari tunjangan tetap. Tunjangan ini nilainya akan terus berubah - ubah karena faktor tertentu misalnya absensi, perolehan laba atau unsur yang lain.

Tunjangan tidak tetap ini ada yang dibayarkan berbarengan dengan gaji dan ada juga yang dibayarkan terpisah dari gaji karyawan.

Karena memang jumlahnya selalu berubah setiap saat sesuai dengan faktor penentu yang telah ditetapkan.

Berikut ini adalah beberapa contoh tunjangan tidak tetap :

  • Tunjangan makan dan transport berdasarkan absensi
  • Tunjangan kehadiran
  • Tunjangan pulsa ( jika dinas ke luar kota )
  • Bonus dan lain - lain

Penetapan tunjangan termasuk kedalam jenis tetap atau tidak tetap adalah jumlah yang berubah atau tetap setiap bulan.


4. Potongan


Potongan pada gaji Karyawan merupakan pengurang dari keseluruhan Penghasilan. Pemotongan ini tentu sudah diketahui oleh masing - masing Karyawan karena tidak boleh ada pemotong sepihak yang dilakukan Perusahaan tanpa disepakati dengan Karyawan.

Potongan ini ada yang bersifat tetap dan ada juga yang bersifat tidak tetap Untuk yang bersifat tetap misalnya :

  • PPh Pasal 21
  • BPJS Ketenagakerjaan
  • BPJS Kesehatan

Sedangkan potongan yang bersifat tidak tetap misalnya :

  • Denda keterlambatan / Absensi
  • Pembayaran pinjaman
  • Pembayaran Koperasi dan lain - lain

Khusus untuk potongan PPh pasal 21 serta BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan sudah ada ketetapan tersendiri.


5. Upah Lembur


Sebenarnya lembur ini masih termasuk kedalam jenis tunjangan, hanya saja jumlah serat pola perhitungan memiliki rumusnya tersendiri. Lembur harus dibayarkan oleh Perusahaan kepada Karyawan jika telah melakukan pekerjaan diluar jam kerja biasa.

Lembur ini bisa dilakukan pada hari kerja atau bisa juga dilakukan pada hari libur. Rumus perhitungan untuk lembur hari kerja dengan lembur hari libur tentu berbeda - beda.


Kenali Cut Off Sebelum Menghitung Gaji


Cut Off adalah batas waktu yang ditentukan untuk perhitungan serta pembayaran gaji dilakukan oleh Perusahaan. Cut Off adalah unsur penting pada proses perhitungan gaji Karyawan.

Karena batas waktu inilah yang nantinya akan ditentukan untuk memulai proses perhitungan gaji Karyawan. Bahkan Cut Off ini juga tidak hanya berlaku untuk proses perhitungan gaji saja.

Cut Off juga digunakan untuk merekam seluruh aktivitas pekerjaan Karyawan mulai dari jam kerja, absensi, jam lembur ( jika ada ) dan unsur lain terkait dengan proses perhitungan.

Selanjutnya seluruh aktivitas pekerjaan tersebut sesuai dengan tanggal Cut Off akan disertakan pada perhitungan gaji.

Terkait dengan gaji pokok dan tunjangan hal yang paling berhubungan secara langsung adalah Gaji prorata. Gaji prorata ini dasar penentuan tanggalnya adalah Cut Off gaji.

Misalnya Karyawan A masuk bekerja tanggal 15 dan tanggal Cut Off Perusahaan ditetapkan 21 – 20 bulan berikutnya. Berdasarkan tanggal Cut Off maka gaji yang akan dibayarkan kepada Karyawan A hanya 5 hari saja.


Cara Menghitung Gaji Karyawan


Pada dasarnya cara menghitung gaji akan disesuaikan dengan jenis gaji yang sudah dijelaskan diatas. Konsep serta cara menghitung gaji tersebut tentu akan berbeda – beda.


Cara Menghitung Gaji Karyawan
Sumber : pixabay.com


Untuk cara menghitung gaji karyawan bulanan tentu prosesnya akan dihitung selama 1 bulan sekali sesuai dengan tanggal cut off yang ditetapkan. Ini berbeda dengan perhitungan gaji untuk Karyawan mingguan, karena untuk jenis upah mingguan akan otomatis dibayarkan selama 1 minggu sekali.

Proses perhitungan gaji bulanan akan melibatkan beberapa unsur didalamnya sesuai dengan komponen yang sudah dijelaskan. Hanya saja memang ada beberapa komponen yang sifatnya boleh ditambahkan dan boleh juga ditiadakan. Komponen tersebut tergantung kepada kebijakan yang ditetapkan oleh Perusahaan.

Khusus untuk cara menghitung gaji bulanan akan kita bagi kedalam 2 jenis yaitu untuk Karyawan tetap serta tidak tetap. Prosesnya tidak terlalu jauh berbeda hanya saja proses perhitungan PPh 21 sedikit berbeda.


1. Cara Perhitungan Gaji Karyawan Tetap Bulanan


Karyawan tetap adalah pegawai yang telah diikat dengan perjanjian kerja untuk waktu tidak tertentu. Terkait dengan gaji biasanya untuk karyawan tetap akan mendapatkan secara terus menerus setiap bulan selama masih bekerja di Perusahaan tersebut.

Untuk contoh perhitungan gaji, misalnya : Bapak A adalah karyawan tetap pada sebuah Perusahaan dengan gaji per bulan sebesar 6.000.000,- Status Bapak A ini adalah belum menikah sehingga belum ada tanggungan apapun.

Dari contoh tersebut beberapa unsur yang bisa disertakan pada perhitungan gaji adalah sebagai berikut :

  • Upah per bulan : 6.000.000
  • Biaya Jabatan 5%
  • PTKP ( TK/0 ) : 54.000.000

Langkah pertama hitung gaji bersih untuk 1 tahun :

Gaji Bersih 1 Tahun = 12 x (6.000.000 – (5% x 6.000.000))

Gaji Bersih 1 Tahun = 12 x (6.000.000 – 300.000)

Gaji Bersih 1 Tahun = 12 x 5.700.000

Gaji Bersih 1 Tahun = 68.400.000


Langkah kedua hitung Penghasilan Kena Pajak ( PKP ) :

PKP = 68.400.000 – 54.000.000

PKP = 14.400.000


Langkah ketiga hitung PPh 21 terutang untuk 1 bulan :

PPh 21 = (5% x 14.400.000) /12

PPh 21 = 720.000 / 12

PPh 21 = 60.000


Langkah terakhir hitung gaji yang harus dibayarkan :

Gaji = 6.000.000 – 60.000

Gaji = 5.940.000


Dari perhitungan diatas terlihat bahwa gaji yang akan dibayarkan oleh Perusahaan kepada Bapak A setelah dipotong dengan Pajak PPh 21 adalah sebesar 5.940.000,-

Khusus untuk PTKP disesuaikan dengan ketetapan dan jika statusnya selain TK/0 maka silahkan ubah angka yang tertera diatas.


2. Cara Perhitungan Gaji Karyawan Tidak Tetap Bulanan


Karyawan tetap adalah pegawai yang telah diikat dengan perjanjian kerja untuk waktu tertentu. Untuk gaji sebenarnya tidak terlalu berbeda jauh dengan cara perhitungan gaji karyawan tetap.

Karena beda antara karyawan tetap dengan tidak tetap hanya pada periode atau jangka waktu bekerjanya saja.

Untuk contoh perhitungan gaji, misalnya : Bapak B adalah karyawan tidak tetap pada sebuah Perusahaan dengan gaji per bulan sebesar 5.000.000,- Status Bapak B ini adalah belum menikah sehingga belum ada tanggungan apapun.

Dari contoh tersebut beberapa unsur yang bisa disertakan pada perhitungan gaji adalah sebagai berikut :

  • Upah per bulan : 5.000.000
  • PTKP ( TK/0 ) : 54.000.000


Langkah pertama hitung gaji bersih untuk 1 tahun :

Gaji Bersih 1 Tahun = 12 x 5.000.000

Gaji Bersih 1 Tahun = 60.000.000


Langkah kedua hitung Penghasilan Kena Pajak ( PKP ) :

PKP = 60.000.000 – 54.000.000

PKP = 6.000.000


Langkah ketiga hitung PPh 21 terutang untuk 1 bulan :

PPh 21 = (5% x 6.000.000) /12

PPh 21 = 300.000 / 12

PPh 21 = 25.000


Langkah terakhir hitung gaji yang harus dibayarkan :

Gaji = 5.000.000 – 25.000

Gaji = 4.975.000


Dari perhitungan diatas terlihat bahwa gaji yang akan dibayarkan oleh Perusahaan kepada Bapak B setelah dipotong dengan Pajak PPh 21 adalah sebesar 4.975.000,-

Konsep pada perhitungan gaji karyawan tidak tetap memang sama dengan karyawan tetap. Jika memang ada perbedaan biasanya hanya pada tunjangan yang didapatkan saja.

Tapi pola perhitungan serta unsur yang disertakan terutama pada potongan gaji secara umum tetap sama saja seperti pada perhitungan karyawan tetap.


3. Cara Perhitungan Gaji Karyawan Harian


Sebenarnya perhitungan gaji karyawan harian sangat mudah hanya saja menyertakan PPh Pasal 21 yang menyebabkan sedikit terlihat sulit.

Memang unsur PPh Pasal 21 ini sifatnya wajib untuk diperhatikan serta disertakan pada perhitungan gaji. Meskipun dalam prosesnya ada juga PPh 21 yang memang ditanggung oleh Perusahaan.

Untuk contoh misalnya : Bapak C bekerja sebagai buruh lepas harian pada sebuah Perusahaan. Bapak C ini memperoleh gaji sebesar 5.500.000 per bulan dan statusnya belum menikah. Pada bulan Juli Bapak C masuk bekerja selama 25 hari dan jumlah hari kerja untuk bulan tersebut seluruhnya adalah 26 hari.

Berdasarkan contoh tersebut maka unsur yang akan disertakan pada perhitungan adalah sebagai berikut :

  • Upah per bulan : 5.500.000
  • PTKP (TK/0) : 54.000.000
  • Jumlah hari : 26
  • Masuk Kerja : 24


Langkah pertama mari kita hitung jumlah penghasilan untuk bulan Juli dengan 25 hari kerja :

Penghasilan = (5.500.000/26) x 25

Penghasilan = 211.538 x 25

Penghasilan = 5.288.450


Langkah kedua mari kita hitung Penghasilan Kena Pajak Bapak C :

PKP = 5.288.450 – ((54.000.000/360) x 25)

PKP = 5.288.450 – (150.000 x 25)

PKP = 5.288.450 – 3.750.000

PKP = 1.538.450


Langkah ketiga mari kita hitung PPh Pasal 21 sesuai dengan jumlah PKP :

PPh 21 = 1.538.450 x 5%

PPh 21 = 76.922


Langkah terakhir mari kita hitung gaji yang dibayarkan kepada Bapak C :

Gaji Bersih = 5.288.450 – 76.922

Gaji Bersih = 5.211.528


Berdasarkan contoh perhitungan diatas maka gaji yang akan dibayarkan kepada Bapak C adalah sebesar 5.211.528 dengan status sudah dipotong PPh Pasal 21.


4. Cara Perhitungan Gaji Karyawan Prorata


Cara menghitung gaji Prorata atau prorata sebenarnya mirip dengan gaji harian. Hanya saja pada gaji prorata akan menyertakan tanggal cut off.

Tanggal Cut Off gaji tersebut sangat penting pada perhitungan gaji karyawan prorata karena unsur tersebut yang akan menentukan berapa hari gaji akan dibayarkan.

Untuk contoh misalnya : Bapak D masuk bekerja pada sebuah Perusahaan tanggal 15 Juli 2024. Adapun gaji yang diberikan kepada Bapak D adalah sebesar 5.000.000 per bulan. Tanggal Cut Off yang ditetapkan oleh Perusahaan adalah 21 – 20 bulan berikutnya. Sehingga periode penggajian untuk bulan Juli mulai dari 21 Juni sampai dengan 20 Juli 2024. Gaji akan dibayarkan oleh Perusahaan setiap tanggal 28.

Dari contoh diatas unsur yang akan disertakan pada perhitungan gaji adalah sebagai berikut :

  • Upah per bulan : 5.000.000
  • Cut Off gaji : 21 sampai 20
  • Jumlah hari ( anggap saja) : 26
  • Jumlah hari kerja : 5 hari

Langkah perhitungan gaji prorata untuk Bapak D sesuai dengan unsur diatas adalah sebagai berikut :


Gaji = (5.000.000/26) x 5

Gaji = 192.307 x 5

Gaji = 961.535


Berdasarkan contoh perhitungan diatas maka gaji yang akan dibayarkan kepada Bapak D adalah sebesar 961.535.

Meskipun gaji akan dibayarkan pada tanggal 28 tetapi perhitungan akan ditetapkan sampai dengan tanggal 20 saja. Karena tanggal 21 Juli 2024 akan masuk perhitungan gaji pada periode selanjutnya.


5. Cara Perhitungan Gaji Karyawan Per Jam


Jika diperhatikan sebenarnya cara menghitung gaji per jam ini cukup mirip dengan perhitungan lembur. Karena sama – sama menggunakan dasar selisih atau jumlah jam.

Hanya saja pada acara menghitung gaji per jam tidak ada perkalian dengan kelipatan seperti halnya pada perhitungan lembur.

Selanjutnya untuk perhitungan gaji per jam tinggal mengalikan jumlah jam dengan upah per jam saja.

Untuk contoh misalnya kita akan menghitung upah per jam berdasarkan data berikut ini :

  • Gaji per bulan : 5.000.000
  • Jumlah jam kerja : 12 jam

Berdasarkan unsur tersebut maka perhitungan upah per jam adalah sebagai berikut :


Gaji per jam = (5.000.000/173) x 12

Gaji per jam = 28.901 x 12

Gaji per jam = 346.812


Berdasarkan contoh tersebut maka jumlah gaji yang akan dibayarkan oleh Perusahaan hanya sebesar 346.812 saja sesuai dengan jumlah jam kerja.

Sebenarnya perhitungan gaji per jam ini cukup jarang ditemui karena rata – rata Perusahaan lebih memilih untuk membayar gaji per hari atau prorata jika Karyawan masuk pertengahan bulan.

Kecuali untuk Karyawan yang terkait dengan satuan produksi mungkin akan menggunakan perhitungan upah per jam.

                

Cara Pembayaran Gaji Karyawan


Gajian merupakan saat yang paling ditunggu – tunggu oleh Karyawan. Biasanya gaji ini akan dibayarkan pada tanggal tertentu yang sudah ditetapkan oleh Perusahaan.

Dalam prosesnya secara umum ada 2 cara pembayaran gaji Karyawan khususnya untuk jenis gaji bulanan.

Cara pertama adalah gaji dibayarkan secara tunai dan kedua gaji dibayarkan melalui transfer secara langsung kepada Karyawan melalui rekening Bank.


1. Pembayaran Gaji Dengan Cara Tunai


Cara pertama ini gaji akan langsung diberikan secara tunai kepada masing – masing Karyawan. Memang cara ini sekarang sudah jarang dilakukan. Meskipun tetap ada beberapa perusahaan yang membayar gaji dengan cara ini.

Kelebihan pembayaran gaji dengan cara tunai adalah akan terhindar dari kesalahan salah kirim atau salah hitung. Karena gaji akan langsung diberikan dan dihitung bersama – sama di depan kasir atau petugas lain.

Sedangkan kekurangannya adalah petugas yang mengurus gaji sangat beresiko terutama pada saat mengambil uang dari Bank. Karena tentu jumlah keseluruhan uang untuk pembayaran gaji karyawan akan sangat besar.


2. Pembayaran Gaji Dengan Cara Transfer


Cara kedua, gaji akan dibayarkan melalui transfer ke nomor rekening masing – masing Karyawan. Metode pembayaran gaji ini dikenal dengan sebutan Payroll.

Dengan cara ini petugas yang membayarkan gaji tidak perlu membawa uang dalam jumlah besar karena gaji akan langsung dibayarkan dengan cara transfer.

Kelebihan dengan cara ini adalah tidak ada resiko terkait dengan membawa uang dalam jumlah besar. Biasanya petugas yang mengurus pembayaran gaji akan diberikan dana dalam bentuk Giro bukan tunai.

Sedangkan kekurangannya adalah proses perhitungan gaji harus dilakukan seteliti mungkin karena bisa saja muncul kesalahan jumlah atau bahkan kesalahan nomor rekening.


Tips Mendapatkan Kesempatan Naik Gaji


Jika membahas kenaikan gaji rasanya setiap Perusahaan akan memiliki kebiasaan yang berbeda – beda. Ada Perusahaan yang menetapkan kenaikan gaji setiap satu tahun sekali, ada yang menetapkan kenaikan gaji hanya pada saat tertentu saja misalnya naik jabatan dan ada juga yang melakukan kenaikan gaji dengan waktu yang tidak tetap.


Tips Mendapatkan Kenaikan Gaji


Memang kenaikan gaji ini mutlak sepenuhnya menjadi hak setiap Perusahaan tapi bagi karyawan rasanya penting untuk melakukan beberapa hal yang menunjang kenaikan gaji tersebut.

Berikut ini firstfin.web.id merangkum beberapa hal yang mungkin bisa dilakukan supaya kita mendapatkan kenaikan gaji dari Perusahaan :


1. Lakukan Pekerjaan Dengan Baik


Seiring meningkatnya produktivitas pekerjaan seharusnya ini menjadi perhatian yang positif dari Perusahaan. Kenaikan produktivitas bisa saja akan menarik pihak terkait untuk menaikkan gaji sesuai dengan kenaikan produktivitas tersebut.

Intinya adalah lakukan yang terbaik untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan target yang diberikan oleh Perusahaan.


2. Fokus Dalam Menyelesaikan Tugas


Selalu fokus dalam menyelesaikan pekerjaan akan menghindari munculnya masalah pada hasil pekerjaan tersebut. Kadang Karyawan teledor menyelesaikan sebuah pekerjaan.

Keteledoran tersebut bisa saja menyebabkan hal yang kurang baik baik bagi kita sebagai Karyawan dan juga untuk Perusahaan.


3. Perhatikan Masa Kerja


Jika kita bekerja belum terlalu lama pada sebuah Perusahaan rasanya tidak perlu terlalu berharap juga diberikan kenaikan gaji. Karena biasanya semakin lama kita bekerja maka akan semakin besar kontribusi yang diberikan.

Meskipun memang masa kerja ini bukan satu – satunya yang dipertimbangkan dalam perhitungan kenaikan gaji Karyawan.


4. Cari Informasi Rata – Rata Gaji


Ini penting untuk diketahui bahwa setiap jabatan akan memiliki rentang gaji yang berbeda – beda. Carilah informasi ditempat lain berapa rata – rata gaji yang dibayarkan oleh Perusahaan untuk jabatan serupa.

Informasi ini akan digunakan sebagai dasar apakah gaji yang kita terima berada pada rentang rata – rata, dibawah rata – rata atau justru diatas rata – rata.


5. Jaga Hubungan Baik Dengan Atasan


Bagaimanapun peran atasan sangat penting dalam proses kenaikan gaji. Karena biasanya atasan akan memberikan rekomendasi untuk banyak hal dan satu diantaranya adalah kenaikan gaji.

Selesaikan tugas dan pekerjaan yang diberikan oleh atasan selama itu memang berkaitan dengan Pekerjaan. Cara ini tentu akan memberikan kesan positif dari atasan kepada kita.


Kesimpulan


Gaji memang satu dari beberapa unsur yang harus sangat diperhatikan oleh Perusahaan. Bagi Perusahaan, gaji merupakan biaya yang dikeluarkan secara rutin dengan jumlah yang cukup besar.

Jumlah tersebut tentu harus berbanding lurus dengan kontribusi yang diberikan Karyawan. Penyelesaian tugas dan pekerjaan menjadi penting untuk diawasi supaya tidak muncul pembayaran gaji kepada Karyawan tetapi produktivitas justru menurun.

Bagi karyawan, gaji merupakan hak yang menjadi kewajiban untuk di berikan oleh Perusahaan. Proses perhitungan menjadi kunci yang sangat penting. Perhitungan dengan akurasi yang baik akan menghindari kesalahan pada pembayaran gaji Karyawan.

Ada banyak hal terkait dengan gaji karyawan ini mulai dari jenis sampai dengan cara menghitungnya.

Firstfin.web.id sudah membahas seluruhnya dan semoga ini menjadi tambahan informasi baik bagi Karyawan ataupun Perusahaan.

Itulah pembahasan kita kali ini tentang gaji karyawan dan semoga artikel ini bermanfaat untuk semua pembaca.

 Ikuti Informasi Terbaru Kami di Google News